right_side

Labels

Bookmark and Share

  • Mod by : Gheragas
  • In: ,

    FaceBook diHARAMkan??

    Ini adalah artikel keluaran majalah al-Islam edisi september 2009....
    klik untuk download...




    In:

    KEIMANAN KEPADA ALLAH

    Keimanan yang pertama sekali dituntut bagi seorang muslim pada rukun iman yang ke-enam. Beriman kepada Allah, tidak cukup dengan sekadar mengakui bahawa Allah Sang Pencipta dan Pemberi rezeki, kerana kaum musyrikin pada zaman nabi telah mengakui ini, sebagaimana dalam firman-Nya yang bermaksud;

    “Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, nescaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.”(QS. Az-Zukhruf[43]:9)


    1. Keimanan kepada wujudullah (adanya Allah ta’ala)
    Kewujudan Allah subhanahu wa ta’ala jelas nyata, baik secara fitrah, akal, syar’i dan secara indrawi.

    Secara fitrah, setiap makhluk percaya adanya Dzat yang menciptakan tanpa harus berfikir atau belajar terlebih dahulu. Jika tidak percaya dengan fitrahnya, ini terjadi kerana ada sesuatu telah memasuki hatinya dan memalingkan fitrah tersebut. Rasulullah bersabda, “setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, lalu orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani atau majusi.” (HR Bukhari dan Muslim)

    Secara akal, kita mengetahui tidak mungkin sesuatu ada tanpa ada yang menciptakan dan kita juga mengetahui kita tidak menciptakan diri kita sendiri. Maka jelas ada Dzat yang menciptakan, dan Dia-lah Allah tabaroka wata’ala.

    Ada dalil secara syar’i, seluruh kitab samawi membahas tentang adanya Allah ta’ala. Ada ayat2 yang berisi hukum2 untuk makhluk menunjukkan bahawa allah maha bijaksana lagi maha mengetahui apa yang manfaat pada makhluknya. Dan ayat2 yang berisi khobar kauniyah dapat kita lihat peristiwa yang dikhabarkan tersebut, dan ini menunjukkan bahawa Allah Maha Kuasa untuk mewujudkan peristiwa yang telah diberitakan-Nya.

    2. keimanan kepada sifat rububiyah Allah ta’ala.
    Keimanan bahawa hanya Allah Rabb semesta alam dan tidak ada satu pun sekutu bagi-Nya. Hanya bagi-Nya-Lah hak untuk mencipta, menguasai, dan memerintah. Tidak ada seorang pun yang mengingkari sifat rububiyah Allah ini kecuali orang yang sombong dan bongkak dengan perkataan mereka sendiri.

    Ketahuilah! keimanan pada sifat rububiyah Allah telah diakui oleh kaum musyrikin pada zaman Nabi Muhammad , sebagaimana dalam firmannya yang bermaksud, Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: Maka apakah kamu tidak ingat?” katakanlah: “siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang empunya ‘arsy yang besar?” mereka akan menjawab: kepunyaan allah.” Katakanlah: “maka apakah kamu tidak bertakwa?” katakanlah: “siapakah yang berada di tangannya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi darinya, jika kamu mengetahui?” mereka akan menjawab: “kepunyaan allah.” Katakanlah: “maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (QS. Al muminun [23]:84-89)

    3. keimanan kepada sifat uluhiyah Allah ta’ala
    Beriman bahawa hanya Allah-lah yang berhak disembah dan tidak ada satu pun sekutu bagi-Nya. Allah ta’ala berfirman, “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah [2]: 163)
    Dakwah pada sifat uluhiyah inilah yang ditolak oleh kaum musyrikin kerana mereka mengambil tuhan-tuhan selain Allah ta’ala yang mereka meminta pertolongan dan memberikan pengorbananan pada sembahan-sembahan mereka. Allah subhanahu wa ta’ala membatilkan perbuatan kaum musyrikin dan orang-orang yang membuat sekutu-sekutu bagi Allah ta’ala dengan dua dalil secara akal,

    1. Sembahan mereka tidak memiliki kekhususan dari sifat-sifat uluhiyah Allah, mereka tidak menciptakan tetapi diciptakan, mereka tidak dapat memberi manfaat, tidak dapat menolak bala dan sifat-sifat yang tidak mungkin dapat dimiliki selain Allah ta’ala.

    2. Sesungguhnya kaum musyrikin mengakui bahawa Allah ta’ala adalah satu-satunya Pencipta (pengakuan pada sifat rububiyah Allah). Maka pengakuan mereka tersebut seharusnya melazimkan bagi mereka untuk tidak menyekutukan Allah dalam perkara uluhiyah Allah.


    4. Keimanan dengan nama dan sifat-sifat Allah ta’ala.
    Wajib beriman dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah ta’ala iaitu nama-nama dan sifat-sifat yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya atau Sunnah Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam dengan tanpa melakukan tahrif, ta’thil, takyif, tamtsil dan tafwidh. Allah ta’ala berfirman dalam surat Al-A’raaf, “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raaf [7]: 180)
    Ketahuilah! Penetapan nama-nama dan sifat-sifat bagi Allah tabaroka wa ta’ala tidak melazimkan kita melakukan penyerupaan atau menyamakan Allah dengan makhluk-Nya. Maha suci Allah dari segala penyerupaan tersebut. Allah telah menyatakan dalam firman-Nya, “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. Asy-Syuura [42]: 11)
    Dengan keimanan yang benar pada Allah subhanahu wa ta’ala, maka akan memperbaiki ketauhidanmu kepada Allah ta’ala iaitu dengan tidak menyembah selain dari Nya, menyempurnakan kecintaanmu pada Allah serta memperbaiki amal ibadahmu dengan apa yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Semoga engkau kini memahami dengan makna yang benar dari pernyataan, “Aku beriman kepada Allah”. Berimanlah kepada Allah ta’ala secara utuh! Janganlah engkau tinggalkan salah satu dari empat unsur keimanan pada Allah ini. Jika engkau tinggalkan unsur pertama, maka engkau termasuk orang-orang sombong yang membohongi dirimu sendiri. Jika engkau tinggalkan unsur kedua, maka engkau tidak lebih baik dari kaum musyrikin pada masa Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Jika engkau tinggalkan unsur ketiga, maka engkau akan terjerumus dalam perbuatan syirik yang Allah ta’ala tidak akan mengampunimu sebelum engkau bertaubat. Jika engkau tinggalkan unsur keempat, maka engkau telah mengingkari apa yang telah Allah tetapkan bagi diri-Nya.

    In:

    LETS make it clear... I dont hate jews..I just hate the zeonisme!!!


    (^___^) look at rabi, he is a jews..he burnt his israelis passport because he is sick of what israel has done over these 60years of death and pain on GAZA..Jadi, sebagai umat islam yang cintakan kedamaian saya bukanlah berperang dgn agama lain tetapi saya mengecam tindakan israel(zeonist) dan mereka yg bersubahat dgnnya =) Freedom for palestine! TQ


    Search This Blog